1. Pengantar selulosa eter:
Struktur Kimia: Selulosa eter adalah polimer yang larut dalam air yang berasal dari selulosa, polisakarida alami yang ditemukan di dinding sel tumbuhan. Ini terdiri dari unit glukosa berulang yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4-glikosidik.
Hidrofilisitas: Selulosa eter bersifat hidrofilik, artinya memiliki afinitas yang kuat terhadap air.
2. Peran selulosa eter dalam mortar:
Retensi air: Salah satu fungsi utama selulosa eter dalam mortar adalah untuk meningkatkan retensi air. Ini membentuk lapisan tipis di sekitar partikel semen, mengurangi penguapan air dan memastikan proses hidrasi lebih lama.
Meningkatkan kemampuan kerja: Selulosa eter bertindak sebagai pengubah reologi untuk meningkatkan kemampuan kerja mortar. Hal ini sangat penting untuk aplikasi seperti plesteran dan rendering.
3. Pengaruh terhadap volume mortar:
Penyerapan Air: Sifat hidrofilik selulosa eter memungkinkan mereka menyerap air dari campuran. Saat mortar mengembang, kandungan air total dalam mortar meningkat, menyebabkan pemuaian volume.
Masuknya Udara: Menambahkan eter selulosa dapat memasukkan udara ke dalam mortar. Gelembung udara yang terperangkap berkontribusi terhadap penambahan volume.
Struktur pori: Selulosa eter dapat mempengaruhi struktur mikro mortar, membentuk jaringan yang lebih berpori. Perubahan struktur pori ini menghasilkan peningkatan volume yang signifikan.
4. Proses hidrasi dan perluasan volume:
Hidrasi tertunda: Selulosa eter dapat memperlambat proses hidrasi semen. Hidrasi yang tertunda ini memungkinkan distribusi air yang lebih merata di dalam mortar, yang dapat mengakibatkan peningkatan volume.
Efek pengawetan: Retensi air yang lebih lama yang didukung oleh eter selulosa membantu memperpanjang waktu pengawetan, memungkinkan partikel semen terhidrasi lebih sempurna dan memengaruhi volume akhir mortar.
5. Interaksi dengan bahan lain:
Interaksi pengikat: Eter selulosa berinteraksi dengan pengikat semen untuk membentuk matriks yang stabil. Interaksi ini mempengaruhi kesejajaran partikel dan menyebabkan pemuaian volume.
Sinergi pencampuran: Jika selulosa eter digunakan bersama dengan bahan tambahan lainnya, efek sinergis dapat terjadi, yang mempengaruhi volume total mortar.
6. Dispersi dan distribusi partikel:
Dispersi seragam: Ketika selulosa eter terdispersi dengan baik dalam mortar, distribusi partikel dapat menjadi lebih seragam. Keseragaman ini mempengaruhi kepadatan pengepakan dan volume mortar.
7. Kondisi lingkungan:
Suhu dan Kelembapan: Kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan dapat mempengaruhi perilaku selulosa eter dalam mortar. Sifat pembengkakan dan penyerapan air dapat bervariasi pada kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga mempengaruhi volume.
8. Kesimpulan:
Singkatnya, peningkatan volume yang diamati pada penambahan selulosa eter ke mortar adalah hasil dari interaksi kompleks termasuk penyerapan air, penundaan hidrasi, masuknya udara, dan perubahan struktur mikro mortar. Memahami mekanisme ini sangat penting untuk mengoptimalkan penggunaan selulosa eter dalam campuran mortar dan mencapai sifat yang diinginkan dalam aplikasi konstruksi.
Waktu posting: 01 Des-2023