Cara menilai kualitas selulosa dari kadar abu hidroksipropil metilselulosa setelah pembakaran
Pertama-tama, kita perlu memahami apa itu abu:
01. Kadar abu disebut juga sisa pembakaran, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai pengotor pada produk. Itu akan diproduksi secara alami selama proses produksi. Setelah produk keluar dari reaktor eterifikasi, maka akan masuk ke tangki netralisasi. Dalam tangki netralisasi, nilai pH diatur terlebih dahulu menjadi netral, kemudian ditambahkan air panas untuk pencucian. Semakin banyak air panas yang ditambahkan, pencucian maka semakin banyak waktu pencucian maka kadar abu semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
02. Besar kecilnya abu juga tercermin dari kemurnian selulosa, semakin tinggi kemurniannya maka semakin sedikit abu setelah dibakar!
Selanjutnya mari kita analisa informasi yang kita peroleh melalui proses pembakaran hidroksipropil metilselulosa.
Pertama: Semakin sedikit kadar abu maka semakin tinggi kualitasnya
Penentu jumlah sisa abu:
(1) Kualitas bahan baku selulosa (kapas rafinasi): Secara umum, semakin baik kualitas kapas rafinasi, semakin putih selulosa yang dihasilkan, semakin baik kadar abu dan retensi air.
(2) Berapa kali pencucian: akan terdapat debu dan kotoran pada bahan baku, semakin banyak kali pencucian maka semakin kecil kadar abu produk jadi setelah dibakar.
(3) Menambahkan bahan kecil ke produk jadi akan menghasilkan abu dalam jumlah besar setelah pembakaran
(4) Kegagalan bereaksi dengan baik selama proses produksi juga akan mempengaruhi kadar abu selulosa
(5) Untuk membingungkan penglihatan semua orang, beberapa produsen akan menambahkan akselerator pembakaran ke dalamnya, dan hampir tidak ada abu setelah pembakaran. Terbakar sempurna, namun warna setelah terbakar masih sangat berbeda dengan bubuk murni.
Kedua: lamanya waktu pembakaran:
Selulosa dengan tingkat retensi air yang baik akan terbakar dalam waktu yang relatif lama, begitu pula sebaliknya dengan tingkat retensi air yang rendah.
Waktu posting: 22 Mei-2023