Sejarah Produksi dan Penelitian Selulosa Eter
Selulosa eter memiliki sejarah panjang dalam produksi dan penelitian, sejak akhir abad ke-19. Selulosa eter pertama, etil selulosa, dikembangkan pada tahun 1860-an oleh ahli kimia Inggris Alexander Parkes. Pada awal tahun 1900-an, selulosa eter lainnya, metil selulosa, dikembangkan oleh ahli kimia Jerman Arthur Eichengrün.
Selama abad ke-20, produksi dan penelitian selulosa eter berkembang secara signifikan. Pada tahun 1920-an, karboksimetil selulosa (CMC) dikembangkan sebagai selulosa eter yang larut dalam air. Hal ini diikuti oleh pengembangan hidroksietil selulosa (HEC) pada tahun 1930an, dan hidroksipropil metil selulosa (HPMC) pada tahun 1950an. Eter selulosa ini banyak digunakan saat ini di berbagai industri, termasuk makanan, farmasi, kosmetik, dan konstruksi.
Dalam industri makanan, selulosa eter digunakan sebagai pengental, pengemulsi, dan penstabil. Mereka biasanya digunakan dalam produk-produk seperti saus salad, es krim, dan makanan yang dipanggang. Dalam industri farmasi, selulosa eter digunakan sebagai bahan pengikat, penghancur, dan bahan pelapis pada tablet dan kapsul. Dalam industri kosmetik, mereka digunakan sebagai bahan pengental dan pengemulsi dalam krim dan lotion. Dalam industri konstruksi, selulosa eter digunakan sebagai bahan penahan air dan peningkat kemampuan kerja pada semen dan mortar.
Penelitian terhadap selulosa eter berlanjut hingga hari ini, dengan fokus pada pengembangan selulosa eter yang baru dan lebih baik dengan sifat dan fungsi yang ditingkatkan. Kemajuan teknologi telah menyebabkan berkembangnya metode baru untuk memproduksi eter selulosa, seperti modifikasi enzimatik dan modifikasi kimia menggunakan pelarut ramah lingkungan. Penelitian dan pengembangan selulosa eter yang sedang berlangsung diharapkan akan mengarah pada aplikasi dan pasar baru untuk bahan serbaguna ini di tahun-tahun mendatang.
Waktu posting: 21 Maret 2023