Focus on Cellulose ethers

Selulosa eter menghambat mekanisme hidrasi semen

Selulosa eter merupakan salah satu jenis senyawa polimer organik yang banyak digunakan pada bahan bangunan, khususnya pada bahan berbahan dasar semen. Selulosa eter dapat menunda proses hidrasi semen, sehingga menyesuaikan kemampuan kerja, waktu pengerasan dan perkembangan kekuatan awal pasta semen.

(1). Reaksi hidrasi tertunda
Selulosa eter dapat menunda reaksi hidrasi semen, yang terutama dicapai melalui mekanisme berikut:

1.1 Efek adsorpsi dan pelindung
Larutan dengan viskositas tinggi yang dibentuk dengan melarutkan selulosa eter dalam larutan berair dapat membentuk lapisan adsorpsi pada permukaan partikel semen. Pembentukan lapisan ini terutama disebabkan oleh adsorpsi fisik gugus hidroksil dalam molekul selulosa eter dan ion pada permukaan partikel semen, yang mengakibatkan permukaan partikel semen terlindung, sehingga mengurangi kontak antara partikel semen dan molekul air, sehingga mengurangi kontak antara partikel semen dan molekul air. menunda reaksi hidrasi.

1.2 Pembentukan film
Pada tahap awal hidrasi semen, selulosa eter dapat membentuk lapisan padat pada permukaan partikel semen. Keberadaan lapisan film ini efektif menghambat difusi molekul air ke bagian dalam partikel semen sehingga memperlambat laju hidrasi semen. Selain itu, pembentukan lapisan ini juga dapat mengurangi pembubaran dan difusi ion kalsium, sehingga selanjutnya menunda pembentukan produk hidrasi.

1.3 Pembubaran dan pelepasan air
Selulosa eter memiliki daya serap air yang kuat, dapat menyerap kelembapan dan melepaskannya secara perlahan. Proses pelepasan air ini dapat mengatur fluiditas dan kemampuan kerja bubur semen sampai batas tertentu, serta memperlambat laju reaksi hidrasi dengan mengurangi konsentrasi efektif air selama proses hidrasi.

(2). Pengaruh komposisi fasa semen
Selulosa eter memiliki efek berbeda pada hidrasi fase semen yang berbeda. Secara umum, selulosa eter memiliki efek yang lebih jelas terhadap hidrasi trikalsium silikat (C₃S). Kehadiran selulosa eter akan menunda hidrasi C₃S dan mengurangi laju pelepasan panas hidrasi awal C₃S, sehingga menunda pengembangan kekuatan awal. Selain itu, selulosa eter juga dapat mempengaruhi hidrasi komponen mineral lain seperti dikalsium silikat (C₂S) dan trikalsium aluminat (C₃A), namun pengaruhnya relatif kecil.

(3). Reologi dan efek struktural
Selulosa eter dapat meningkatkan viskositas bubur semen dan mempengaruhi reologinya. Bubur dengan viskositas tinggi membantu mengurangi pengendapan dan stratifikasi partikel semen, sehingga bubur semen dapat mempertahankan keseragaman yang baik sebelum mengeras. Karakteristik viskositas yang tinggi ini tidak hanya memperlambat proses hidrasi semen, tetapi juga meningkatkan fluiditas dan kinerja konstruksi bubur semen.

(4). Efek aplikasi dan tindakan pencegahan
Selulosa eter mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memperlambat hidrasi semen dan oleh karena itu sering digunakan untuk mengatur waktu pengerasan dan fluiditas bahan berbahan dasar semen. Namun dosis dan jenis selulosa eter perlu dikontrol secara tepat, karena selulosa eter yang berlebihan dapat menimbulkan masalah seperti kekuatan awal yang tidak mencukupi dan peningkatan penyusutan bahan berbahan dasar semen. Selain itu, berbagai jenis selulosa eter (seperti metilselulosa, hidroksipropilmetilselulosa, dll.) memiliki mekanisme dan efek berbeda dalam bubur semen, dan perlu dipilih sesuai dengan persyaratan aplikasi spesifik.

Penerapan selulosa eter pada material berbahan dasar semen tidak hanya efektif menunda reaksi hidrasi semen, tetapi juga meningkatkan kinerja konstruksi dan daya tahan material. Melalui pemilihan yang wajar dan penggunaan eter selulosa, kualitas dan efek konstruksi bahan berbasis semen dapat ditingkatkan secara signifikan.


Waktu posting: 03 Agustus-2024
Obrolan Daring WhatsApp!